Ahad, 16 Mei 2010

SEBAIT DOA BUAT GURU

-->
Tika dahulu aku hanya seorang murid...
Aku masih ingat, saat kaumemarahiku...
Saat kaumerotanku...
Namun aku tidak akan melupakan saat kaumendidikku...
Kaulah yang membentukku...
Dan kerana kau, aku kini bergelar guru...
TERIMA KASIH WAHAI GURUKU

Terpujilah engkau wahai guruku
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
atas pengabdianmu
Engkau sabagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa

Setiap waktu teringat lagu tentangmu membuat hati ini bergolak rindu. Ingin meraih jemarimu dan menciumnya dengan segenap penghormatan dan rasa terima kasih. Kerana tanpa ketulusannya, mungkin hari ini kita semua tak kan menjadi seperti ini. Tanpa kesabarannya mungkin banyak diantara kita yang tersesat kehilangan jalan. Ya.. kerana dulu berpuluh tahun lalu aku, kami dan kita hanyalah anak-anak desa terpencil yang tidak tahu tentang dunia.

Berhentilah sejenak untuk mengenang para guru tercinta yang telah mengabdikan sebahagian usianya demi mencetak generasi bangsa ini. Orang tua ‘kedua’ yang kadang-kadang lebih peduli akan masa depan kita dibandingkan para orang tua kandung di kampung halaman saat itu. Mereka sabar dengan ketidaktahuan kita, mereka sabar dengan kenakalan kita, dan mereka pun sabar dengan gejolak masa remaja kita yang kadang kala meledak-ledak. Termasuk barangkali kita yang saat ini telah sampai di salah satu titik perhentian dari titik-titik perhentian yang lain menuju cita-cita meraih mimpi dan harapan.

Kawan-kawan, sekali lagi sejenak kita kenang mereka, betapa mereka semua telah mengalirkan ilmu berharga dalam sanubari kita, sehingga saat ini kita mampu tegak mandiri. Mampu berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain tanpa rasa malu dan rendah diri. Hingga kini puluhan bahkan ratusan ribu antara kita telah tinggal di pelbagai negara lain di seluruh dunia.

Kita pun bagai anak-anak ayam yang kini terlatih mengais rezeki sendiri lantaran kesabaran sang induk mengajarkan anak-anaknya mencari makan. Sememangnya bukan mereka yang memberi nasib bagi kita, namun sebab merekalah, kini kita mampu bertahan hidup dengan bekal ilmu dan keahlian yang pernah mereka ajarkan kepada kita. Bahkan realitinya pada saat ini sebahagian antara kita telah mampu jauh meraih kejayaan, mencapai keberhasilan, dan menikmati limpahan harta mahupun populariti. Lebih jauh daripada apa-apa yang mereka ‘para guru kita’ mampu nikmati pada hari ini.

Namun, semoga kita tidak melupakan mereka yang detik ini tidak lagi muda. Yang kulit-kulit mereka tidak setegang dulu. Rambut-rambut mereka tidak selegam saat itu. Dan wajah-wajah mereka pun tidak secerah waktu itu. Kini tanpa kita sedari, kulit mereka telah mulai berkedut di sana-sini, rambut mereka juga telah dihiasi helai-helai putih yang semakin menyeruak. Dan wajah mereka terlihat sayu menatap hidup ini yang tidak semakin bersahabat.

Boleh jadi periuk mereka hari ini tidak seperti kepulan periuk di dapur kita. Boleh jadi sisa gaji mereka hari ini sudah tidak mencukupi untuk sampai ke tanggal 1 bulan depan. Dan boleh jadi putra-putri mereka meregang nafas untuk tetap bertahan menikmati pendidikan-pendidikan mereka. Tidak sedikit antara mereka yang hari ini masih setia menaiki basikal tuanya di kala ratusan bahkan ribuan ‘mantan’ anak didiknya menaiki kereta-kereta mewah yang nyaman.

Sahabat, mari basahi bibir kita untuk mendoakan mereka agar tetap ikhlas menjalani tugas mulianya menjadi guru peradaban. Agar dengan keikhlasan itu pahala daripada-Nya mengalir deras sampai akhir masa. Agar rezeki mereka berkat dan berkecukupan. Hingga pada masa tuanya mereka bangga dan bersyukur telah mencetak puluhan juta tunas-tunas baru yang memakmurkan dan mengharumkan negara ini.

Do’a ini kami persembahkan untukmu, wahai guruku...

Drp: http://mahabbahislamiyah.blogspot.com/
--> --> -->

1 ulasan:

  1. Wahai murid yang bijaksana,
    Jangan alpa kepada mereka;
    Pengorbanan guru tak terharga,
    Bersinar ibarat sebutir permata.

    " Selamat Menyambut Hari Guru "

    BalasPadam